Minggu, Oktober 26, 2025

Berpulangnya Ibu Restiana Br Simanjuntak dalam Keagungan Status Saur Matua

Share

- Advertisement -

 


dLXHLU54O2876Ijyf22opx1wE4BqkuMICmXEo/s320/SAVE_20250715_152536.jpg" width="255" />

 

​Medan | suaraburuhnasional.com – Nuansa duka yang sarat penghormatan menyelimuti Semesta Toba menyusul kabar berpulangnya Ibu Restiana Br. Simanjuntak (Op. Stella Boru) pada Senin, 20 Oktober 2025, Ibunda terkasih dari Irjen Pol. (Purn.) Eddy Sumitro Tambunan, M.Si. ini, kembali ke pangkuan Sang Khaliq dalam sebuah pencapaian yang diidam-idamkan: Saur Matua. ​Status agung ini melambangkan kematian yang sempurna, di mana almarhumah telah tuntas menunaikan dharma baktinya.

Beliau berpulang setelah menyaksikan seluruh putra-putri dan cucu-cucunya berhasil berumah tangga, meraih kesuksesan, dan menapaki jalan kehormatan.​

Ibu Teladan dan Sang Dermawan

​Ibu Restiana Br. Simanjuntak dikenang sebagai Ibu yang teguh, bijaksana, dan penuh kasih sayang, yang keteladanannya melampaui lingkungan keluarga. Warisan karakternya terpancar dari kepedulian sosialnya yang mendalam. Almarhumah dikenal luas karena kebaikan hatinya, kerap membantu mereka yang membutuhkan, serta menjadi pemerhati aktif yang loyal di lingkungan gereja. Jejak kemurahan hati ini menjadi poda (nasihat) tak tertulis yang abadi bagi seluruh keturunan.​

Manifestasi Agung Adat Dalihan Na Tolu

​Prosesi perpisahan yang berlangsung khidmat di rumah duka, Jalan AR. Hakim Gang Rahayu, Medan, menjadi panggung megah bagi perwujudan sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu. Ribuan sanak saudara, mencakup anak (keturunan), boru, dongan tubu (saudara semarga), hula-hula, dan dongan sahuta, bersatu dalam keharmonisan adat.

​Upacara adat Batak Toba digelar dengan tertib ritualistik, dipenuhi alunan andung (ratapan adat) yang syahdu dan nyanyian pujian gerejawi. Setiap sambutan, khususnya dari perwakilan hula-hula, disampaikan dengan diksi yang luhur, sarat poda yang menekankan pada warisan moral dan budi pekerti almarhumah.

​Momen ini turut dihadiri sejumlah tokoh kehormatan, termasuk menantu ketiga almarhumah, Bapak Drs. Augus Hendra Simatupang, S.H., M.H., yang merupakan salah satu tokoh dalam Punguan Raja Simatupang Siburian Se-Indonesia yang di tandai dengan banyak punguan Raja Simatupang dan boru yang hadir si momen acara Simatuani Boru.

Kehadiran massa yang membludak menggarisbawahi luasnya jaringan kehormatan yang dimiliki keluarga.

​Ketulusan Keluarga di Tengah Penghormatan
​Di tengah padatnya rangkaian acara Saur Matua, keluarga menunjukkan kemuliaan hati yang luar biasa. Secara resmi, di hadapan pelayat, keluarga mengumumkan bahwa tali kasih atau tuppak (sumbangan duka) yang diserahkan nantinya dikembalikan seluruhnya sebagai donasi kepada organisasi atau kelompok yang memberikannya. Sikap ini menegaskan bahwa fokus utama acara adalah penghormatan tulus, bukan perihal kebendaan.

​Puncak penghormatan adat ditandai dengan Mangampu (ucapan terima kasih resmi) yang disampaikan oleh putra sulung, Irjen Pol. (Purn.) Drs. Eddy Sumitro Tambunan, M.Si. Beliau, mewakili keluarga besar, menyampaikan rasa syukur atas doa dan penghiburan yang tulus dari seluruh hadirin, sembari meneteskan air mata haru.

Momen ini melukiskan perpaduan antara ketulusan hati dalam kehilangan dengan sukacita atas status Saur Matua yang telah diraih. ​Almarhumah dikebumikan dengan penuh kehormatan di pemakaman keluarga Taman Eden, Tanjung Morawa, Medan. Prosesi ini menjadi perayaan atas tuntasnya sebuah kehidupan yang sempurna, penuh bakti, dan dihiasi kemuliaan. (NS)

Read more

Local News