Medan | suaraburuhnasional.com – Puluhan buruh bengkel bubut Pagoda Mas menggelar aksi demontrasi di depan Mako Polrestabes Medan dan lokasi bengkel di Jalan Wahidin, sekira pukul 13.00 Wib hingga selesai, pada Jum’at.(22/3/2024).
Para pengunjuk rasa mendesak Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Jhon Marbun segera menangkap oknum pemilik usaha bengkel Bubut Pagoda Mas terkait dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan uang iuran BPJS, dengan surat laporan nomor : STTLP/B/716/III/2024/SPKT RESTABES MEDAN/POLDA SUMUT dengan terlapor atas nama Pho Hong Ho alias David.
Saat awak media mengkonfirmasi Koordinator Aksi Demo Hendro Cs, dikatakannya bahwa aksi yang mereka lakukan hari ini mempunyai beberapa tuntutan aksi diantaranya, 1. Iuran BPJS Kesehatan yang dipotong oleh pihak perusahaan yang terlalu besar tidak sesuai dengan ketentuan, diduga terjadi penipuan dan digelapkan, 2. Pesangon anggota yang meninggal tidak dibayarkan oleh pihak perusahaan bubut, 3. Memperkerjakan orang yang sudah dianggap pensiun di atas 60 tahun, 4. UMK yang tidak sesuai dengan yang diterima oleh buruh pekerja.(di bawah UMK), 5. Skala upah tidak pernah diberlakukan, 6. Cuti kerja dan hari merah kalender ditiadakan, 7. Limbah oli bengkel bubut yang membuat tetangga kiri-kanan menjadi resah, 8. Izin usaha tak jelas dan diduga tidak membayar pajak, 9. Lembur yang tidak sesuai dibayarkan.
Dengan sembilan tuntutan aksi tersebut, ternyata setelah 2 tahun kasus ini digantung, ternyata sudah pernah dilakukan mediasi selama 4 kali dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara oleh Rohani dan Hendrik namun gagal. Selanjutnya Buruh juga sudah melaporkan ke DPRD Kota Medan Komisi II Sudari ST, dari Fraksi PAN, melakukan rapat dengar pendapat (RDP) sudah 2 kali namun masih menemui titik buntu.
Lebih lanjut, saat awak media mengkonfirmasi sang pemilik pada pukul 15.00 WIB, atas adanya aksi tersebut, membantah atas yang disangkakan para buruh yang bekerja. Senada dengan hal ini, salah seorang warga tetangga dari bengkel bubut Pagoda Mas milik Aho, mengatakan bahwa Aho buka usaha disini kerap waktu hari hujan, limbah oli mengalir du area rumah dan parit yang ada. (red/Tim)