Dairi | suaraburuhnasional.com – Penjabat (Pj) Bupati Dairi, Charles Bantjin diwakili Pj Sekda Jonny Hutasoit pimpin upacara hari kesadaran nasional kantor bupati Dairi, Rabu (17/7/2024).
Mengawali sambutannya, Jonny Hutasoit mengatakan Tema yang diangkat pada peringatan, hari Kesadaran Nasional ini adalah “ASN Berakhlak” sebagaiman disampaikan pada tanggal 27 Juli 2021, oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo melalui peluncuran core values (nilai-nilai dasar) ASN Berakhlak dan employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”.
Di lingkungan Pemerintah Kabupaten Dairi, implementasi nilai-nilai dasar tersebut telah dikuatkan melalui Surat Edaran Bupati Dairi Nomor 008/3873 tanggal 8 Juni 2022 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”.
Dengan semangat ASN Berakhlak, saya mengajak kita semua untuk terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, meningkatkan kompetensi diri, dan selalu bekerja dengan penuh tanggung jawab. Semoga apa yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemajuan bangsa dan negara,”ucap Jonny dalam arahannya
Implementasi ASN Berakhlak secara khusus ASN di Kabupaten menjadi sorotan penting yang disampaikan Pj Sekda dalam arahan selanjutnya. Ia meminta para ASN menjadi contoh yang baik bagi masyarakat lain, sebagai contoh membeli barang dagangan para pedagang di Pusat Pasar Sidiklang ditempat yang memang peruntukannya. Hal ini menurut Jonny perlu dilakukan guna menjaga ketertiban, keteraturan, disiplin bagi masyarakat.
Hal lain yang menjadi sorotan adalah upaya pemerintah dalam menurunkan angka Stunting. Sebagaimana kita ketahui, Kabupaten Dairi menduduki peringkat kedua terbesar angka prevalensi stunting di Sumatera Utara.Tindak lanjut penanganan stunting ini, kata Jonny, seluruh pimpinan OPD bahkan jajaran Forkopimda dimintakan untuk menjadi bapak asuh melalui Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) guna meningkatkan gizi pada anak-anak yang mengalami masalah dalam tumbuh kembangnya.
“Survey kesehatan menyebutkan angka prevalensi stunting kita nomor 2 tertinggi di Sumut yakni sekitar 32 persen, artinya dari 100 anak, ada 32 anak terdata stunting, dan ini perlu perhatian dari kita. Bapak asuh yang tergabung dalam program itu memiliki konsep membantu anak-anak asuh yang terkena stunting yang berasal dari keluarga tidak mampu. Bantuan sekecil apapun akan sangat bermanfaat bila tujuannya memang kita berikan pada orang yang membutuhkan,” katanya mengakhiri. (Cs)